Friday, August 11, 2017

Rasulullah Guru Paling Kreatif, Inovatif dan Sukses Mengajar

Koleksi pribadi
Judul Buku : Rasulullah Guru Paling Kreatif, Inovatif, dan Sukses Mengajar
Penulis : Awy' A. Qolawun
Penerbit : Diva Press Tahun 2012
Tebal : 135 Halaman

Dunia telah mengakui, keberadaan sosok yang luar biasa pengaruhnya dalam perubahan besar, berskala internasional. Guru besar juga guru sejati bagi banyak orang, khususnya bagi umat Islam. Kiprahnya yang terus mengalir sepanjang masa, meski jasadnya telah berpusara. Siapa lagi beliau kalau bukan Nabi Muhammad SAW tercinta. Beliau adalah sosok guru besar dalam segala bidang ilmu. lalu bagaimanakan cara beliaumenjadi istimewa seantero jagad raya? Berikut ada sedikit butir-butir mutiara keilmuan baginda Nabi yang bisa kita coba adopsi untuk menjadi insan mulia, terkhusus bagi para pendidik, supaya selalu terinspirasi dan semangat akan kisah keteladanan beliau.


Untuk awal kalinya, pondasi utama bagi sorang pendidik harus memberikan suasanya yang nyaman bagi para peserta didiknya, baik siswa sekolahan maupun santri di pesantren. diantara hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Rendah hati
2. Lemah lembut dan santun
3. Keep smile
4. Tidak mudah membentak
5. Tidak langsung mencela
6. Tidak memuji di dpan kawannya
7. Sabar
8. Menjauhi hukuman fisik
9. Bri perhatian yang sama
10. Tetap senyum dengan pertanyaan bahasa kasar
11. Tegar dan berani sampaikan kebenaran

Selain itu juga, ada atribut modal dan psikis yang harus dimiliki oleh seorang pengajar, diantaranya adalah:
1. Selalu menjadi contoh yang baik
2. Murah hati, sabar
3. Lemah lembut
4. Pemaaf
5. Luwes dan ramah
6. Moderat
7. Konsisten, takwa, sopan dan jaga image diri
8. Rendah hati
9. Jujur
10. Amanah
11. Wibawa
12. Optimis
13. Tidak tamak
14. Niat ikhlas
15. Netral
16. Tidak malu mengatakan "Aku tidak tahu"
17. Tidak malu belajar dari yang lebih kecil
18. Tanpa pamrih

Adapun atribut sosial yang harus dimiliki antara lain:
1. Memiliki skill dan jiwa kepemimpinan baik
2. Berusaha memberikan arahan
3. membangun hubungan kekeluargaan
4. Sanggup memberikan solusi
5. Berjiwa kooperatif

Sedangkan metode yang digunakan Rasulullah ada banyak sekali, diantaranya:
1. Praktik langsung
2. Memberikan pelajaran secara gradual (skala prioritas)
3. Menghindari kejenuhan murid
4. Memperhatikan perbedaan kemampuan intelegensi setiap anak
5. Dialog tanya jawab
6. Diskusi dan dialektika
7. Observasi terhadap kecerdasan murid
8. Analogi atau kias
9. Alerogi atau persamaan
10. Visualisasi dengan gambar
11. Isyarat tangan saat menerangkan
12. Menggunakan peraga
13. Memberikan keterangan langsung
14. Menjawab semua pertanyaan dan menstimulasi anak, supaya anak brani bertanya
15. Menjawab satu pertanyaan dengan dua atau lebih
16. Mengalihkan pembahasan (Jika ada pembahasan ngelantur)
17. Meminta murid mengulangi pertanyaan
18. Melatih kepekaan anak dengan melempar alih pertanyaan
19. Melakukan tes dan uji coba
20. Melakukan konsensus terhadap sesuatu
21. Mencari dan memanfaatkan momentum yang baik
22. Selingan, joke dll
23. Memantapkan keterangan
24. Mengulangi keterangan sampai 3 kali
25. Menarik perhatian dengan mengubah posisi mengajar
26. Menarik perhatian dengan mengulang nama anak
27. Menarik perhatian dengan memegang tangan/pundak anak
28. Memancing rasa penasaran anak
29. Menyebut akibat sebelum sebab
30. Mengglobalkan sesuatu, kemudian merinci
31. Mau'idzoh dan tadzkiroh
32. Memotivasi
33. Cerita dan kisah
34. prolog singkat
35. Isyarat dan sindiran

Selain hal trsebut di atas, Rasulullah di dalam mengajar juga harus paham situasi. Pada saat marah, seorang pengajar dituntut untuk bijak dan mengetahui kapan harus marah dan tidak, terlebih jika menjatuhkan sanksi atau skorsing.

Dalam belajar, Rasulullah juga memerintahkan mempelajari bahasa asing, seperti pernah dilakukan kepada Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa Ibrani. Mengapa demikian? Karena bahasa asing adalah kunci kita bisa mengenal bangsa asing, menjaga keselamatan hak asasi saat bercampur, berinteraksi, dan brgaul dengan bangsa asing.

Selain bahasa asing, Rasul juga menyuruh untuk engarsipkan data penting, terutama pada saat penulisan dan pengarsipan wahyu. Dan yang terakhir adalah pendidikan untuk wanita. Rasulullah pada saat itu juga memiliki majelis khusus wanita, karena Rasulullah menginginkan wanita juga berilmu. Itulah mengapa Rasulullah menikahi Aisyah yang belia, yakni untuk menjadi penerusnya, sehingga perkara yang bersangkutan dengan wanita melalui Sayyidah Aisyah.

No comments:

Post a Comment