Thursday, June 15, 2017

Falsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa


Cuplikan dari buku "Falsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa"
Penulis Yana MH
Penerbit: Absolut, 2010

Dari buku ini didapati bahwasannya orang jawa selalu berusaha menyelaraskan bebrapa konsep pandangan leluhur, dengan adab islami, mengenai alam kodrati dan adikodrati. Orang jawa percaya bahwasannya Tuhan adalah pisat segalanya. Tuhanlah yang pertama ada, seperti sifat wajibNya dalam islam, disebut Allah itu qidam.

Dalam buku ini memaparkan diantaranya:
Kehidupan sosial masyarakat jawa dalam spiritualitas, mistik dan pencariannya kepada Tuhan. Coraknya orang jawa ini beragam, jadi kebanyakan orang jawa yang njawani itu mencintai keberagaman, dan santun dalam segala hal. Seperti yang diajarkan kanjeng nabi bukan? Mengedepankan akhlaqul karimah. Spiritualitas orang jawa juga tak lepas dari nerima, lila legawa atas kehidupannya masing-masing, semua sudah ada bagiannya masing-masing dan tidak perlu iri kepada yang lain, karena itu memang sudah bagian untuknya dari Tuhan.

Selain itu juga, spiritualitas orang jawa tergambar dari upacara dan uborampe yang mengiringinya. Bukan ribet atau apa,. Melainkan begitulah vara mereka bisa madhep manteb memohon kebaikan kepada Tuhan. Untuk sajen, sesat itu bukan, sajen itu sebenarnya untuk dibagikan kepada yang lainnya sebagai sedekah. Tapi memang bagian perklenikan terkadang tidak mengiyakan.
Spiritualitas orang jawa juga termasuknya puasa, samadi. Orang jawa yang sebenarnya adalah ahli tirakat dan tidak kedonyan.

Kemudian jika ada gugon tuhon, kebanyakan bermuatan pantangan bagi orang. Sebenarnya itu bukan mutlak demikian. Semisal anak perawan jangan duduk di tengah pintu, nanti sulit jodoh. Sebenarnya mereka ingin menyampaikan supaya tidak menyakiti perasaan si perempuan supaya duduk tidak di tengah pintu. Duduk ya di tempat yang bukan untuk jalan keluar masuk.

Ciri orang jawa yang islami adalah prasaja (sederhana), tidak neko2, tidak mencari masalah, andhap asor, welas asih, gemi, nastiti, ngati-ati, tekun sungguh-sungguh, cerdas menata hidup, memegang prinsip ingat 5perkara sebelum lima perkara.
So orang jawa yang sebenarnya itu sangat religius dan mengajarkan menjadi manusia yang berakhlak karimah.